Kawasan Tanah Abang di tertibkan kembali oleh aparat gabungan Pemprov DKI Jakarta pada tahun 2025 sebagai upaya menjaga ketertiban umum dan kenyamanan warga. Daerah ini sejak lama dikenal sebagai pusat perdagangan tekstil terbesar di Asia Tenggara yang selalu ramai dipadati pembeli, pedagang, hingga pengunjung dari luar daerah. Namun, kepadatan tersebut sering menimbulkan persoalan klasik seperti parkir liar, pedagang kaki lima (PKL) yang menempati trotoar, serta kemunculan preman tanah abang yang kerap meresahkan. Kondisi inilah yang mendorong Pemprov DKI bersama aparat kepolisian dan Satpol PP melakukan penataan secara rutin.
Penertiban kawasan ini bukanlah hal baru, melainkan bagian dari program berkelanjutan untuk menata distrik Tanah Abang agar lebih tertib dan teratur. Dengan melibatkan ratusan personel gabungan, aparat menertibkan parkir liar, memindahkan PKL ke lokasi binaan, serta menindak kasus tanah abang yang berkaitan dengan keamanan. Langkah tegas ini diharapkan mampu mengubah wajah Tanah Abang menjadi kawasan perdagangan yang nyaman, modern, dan aman dari gangguan premanisme maupun kasus copet tanah abang yang kerap terjadi.
Sejarah panjang penataan Tanah Abang
Kawasan Tanah Abang Jakarta memiliki sejarah panjang sebagai pusat ekonomi yang tidak pernah sepi. Sejak zaman kolonial, daerah ini sudah menjadi sentra perdagangan kain yang berkembang pesat hingga kini. Namun, kepopulerannya juga membawa masalah baru. Semakin banyak pedagang kaki lima yang berjualan di trotoar dan badan jalan, membuat arus lalu lintas menjadi macet parah. Tidak jarang pula muncul preman tanah abang yang memanfaatkan keramaian untuk mencari keuntungan secara ilegal.
Penertiban sudah dilakukan sejak beberapa dekade lalu, namun sifatnya sering hanya sementara. Begitu aparat meninggalkan lokasi, para PKL dan parkir liar kembali menjamur. Kondisi inilah yang mendorong pemerintah melakukan pendekatan baru pada 2024–2025, yakni menempatkan pos pengawasan rutin di titik-titik rawan pelanggaran. Strategi ini terbukti lebih efektif dibandingkan penertiban insidental karena memberi efek jera bagi pelanggar aturan.
Tidak hanya itu, Pemprov juga berupaya menata kawasan dengan menyediakan lokasi binaan untuk para pedagang. Dengan cara ini, mereka tetap bisa berjualan tanpa mengganggu pejalan kaki maupun lalu lintas. Kebijakan ini diharapkan mampu mengurangi konflik antara aparat dan pedagang sekaligus memberikan kenyamanan bagi pengunjung.
Preman tanah abang dan keamanan publik
Salah satu masalah klasik di distrik Tanah Abang adalah keberadaan preman tanah abang yang kerap melakukan pungutan liar. Fenomena ini tidak hanya merugikan pedagang, tetapi juga membuat citra kawasan Tanah Abang Jakarta semakin buruk. Oleh karena itu, aparat gabungan juga menjadikan penindakan preman sebagai bagian dari operasi penertiban.
Beberapa laporan menyebutkan bahwa preman tanah abang ditangkap dalam operasi gabungan pada 2024 lalu karena melakukan pungli kepada sopir angkot dan pedagang. Keberhasilan aparat dalam menindak pelaku memberi rasa aman bagi masyarakat. Saat ini, preman tanah abang sekarang tidak lagi sekuat dulu karena intensitas razia semakin sering dilakukan. Namun, aparat tetap berjaga agar praktik serupa tidak muncul kembali.
Dengan langkah tegas tersebut, kasus tanah abang yang berkaitan dengan premanisme dapat diminimalisir. Masyarakat pun merasa lebih nyaman untuk berbelanja tanpa takut adanya gangguan dari pihak yang tidak bertanggung jawab.
Penertiban parkir liar dan PKL
Selain masalah preman, parkir liar dan pedagang kaki lima di trotoar menjadi fokus utama operasi penataan. Berdasarkan laporan resmi Pemprov Jakarta, sebanyak 150 hingga 250 personel gabungan dikerahkan dalam setiap operasi. Mereka menertibkan motor dan mobil yang parkir sembarangan di sekitar Pasar Tanah Abang. Bahkan, dalam salah satu operasi, tercatat 30 motor parkir liar berhasil ditindak.
Parkir liar selama ini memang menjadi biang kerok kemacetan di kawasan tanah abang di tertibkan. Jalan yang seharusnya digunakan kendaraan justru dipenuhi parkir liar, membuat lalu lintas tersendat. Pedagang kaki lima pun menambah kepadatan karena menggunakan trotoar untuk berjualan. Alhasil, pejalan kaki terpaksa turun ke jalan dan menambah semrawut kondisi kawasan.
Dengan adanya penertiban, jalanan kembali lancar dan trotoar bisa difungsikan sebagaimana mestinya. Aparat juga memindahkan PKL ke lokasi binaan yang telah disediakan agar mereka tetap bisa berusaha tanpa melanggar aturan. Pendekatan ini dianggap sebagai solusi win-win karena tetap memberi ruang bagi pedagang untuk mencari nafkah, tetapi dengan aturan yang jelas.
Kasus copet tanah abang dan pengawasan ketat
Selain parkir liar dan PKL, kasus copet tanah abang juga kerap terjadi. Keramaian pasar yang penuh sesak sering dimanfaatkan pencopet untuk beraksi. Tidak sedikit pengunjung, terutama dari luar kota, menjadi korban pencopetan ketika berbelanja. Menyadari hal ini, aparat kepolisian meningkatkan patroli di kawasan tersebut.
Petugas kini lebih aktif menyamar di keramaian untuk menangkap pelaku pencopetan. Keberadaan CCTV di beberapa titik strategis juga memudahkan pengawasan. Hasilnya, jumlah kasus copet tanah abang dilaporkan menurun dalam beberapa bulan terakhir. Penurunan ini menjadi bukti bahwa pengawasan ketat dan penindakan tegas mampu menciptakan rasa aman bagi pengunjung.
Pemerintah berkomitmen untuk terus memperluas pemasangan CCTV dan menambah personel patroli. Dengan langkah ini, kawasan Tanah Abang Jakarta diharapkan bisa benar-benar menjadi pusat belanja yang aman bagi siapa pun.
Dampak penertiban bagi pedagang dan warga
Penertiban kawasan tanah abang di tertibkan tidak hanya berdampak pada kondisi lalu lintas, tetapi juga bagi kehidupan sosial-ekonomi masyarakat. Bagi pedagang, penertiban sering dianggap sebagai tantangan karena harus meninggalkan lokasi strategis di trotoar. Namun, pemerintah menekankan bahwa penataan ini bertujuan jangka panjang untuk menciptakan lingkungan usaha yang lebih sehat.
Dengan adanya lokasi binaan, pedagang bisa berjualan dengan tenang tanpa khawatir digusur. Bagi warga dan pengunjung, kondisi jalan yang lebih tertib membuat pengalaman berbelanja semakin nyaman. Transportasi umum pun lebih mudah bergerak karena tidak lagi terhambat oleh parkir liar.
Dampak positif lainnya adalah meningkatnya minat wisata belanja di Tanah Abang. Wisatawan lokal dan mancanegara lebih percaya diri datang ke distrik Tanah Abang ketika tahu keamanan dan ketertiban lebih terjaga. Ini berarti perputaran ekonomi bisa semakin meningkat.
Tanah Abang sebagai wajah Jakarta
Tidak bisa dipungkiri, distrik Tanah Abang adalah salah satu wajah Jakarta yang sering menjadi sorotan nasional maupun internasional. Karena itu, pemerintah berusaha keras memastikan kawasan tanah abang di tertibkan secara berkelanjutan. Setiap perubahan kecil di kawasan ini akan memengaruhi citra Jakarta sebagai ibu kota negara.
Dengan langkah tegas yang terus dilakukan, Pemprov DKI ingin menunjukkan bahwa Jakarta serius dalam menata ruang kota. Upaya ini juga mendukung visi kota modern yang tertib, nyaman, dan aman bagi semua lapisan masyarakat. Tanah Abang yang dulu identik dengan kesemrawutan kini mulai bertransformasi menjadi kawasan perdagangan yang lebih tertata.
Kawasan tanah abang di tertibkan kembali pada tahun 2025 dengan melibatkan ratusan personel gabungan. Penertiban ini fokus pada parkir liar, PKL, serta keamanan dari ancaman preman tanah abang maupun kasus copet tanah abang. Upaya ini diharapkan tidak hanya memberikan kenyamanan bagi pengunjung, tetapi juga menciptakan lingkungan usaha yang lebih sehat dan aman.
Meski tantangan masih ada, terutama dalam menjaga konsistensi penertiban, pemerintah menunjukkan komitmen kuat melalui operasi rutin dan penyediaan lokasi binaan. Dengan dukungan masyarakat, Tanah Abang bisa berubah dari kawasan semrawut menjadi ikon perdagangan modern yang mencerminkan wajah baru Jakarta.
FAQ
Apa tujuan utama penertiban kawasan Tanah Abang?
Untuk menciptakan ketertiban umum, mengurangi kemacetan, dan memberikan rasa aman kepada pengunjung serta pedagang.
Apa saja yang ditertibkan di kawasan Tanah Abang?
Parkir liar, pedagang kaki lima di trotoar, preman tanah abang, serta pengawasan terhadap kasus copet tanah abang.
Apakah penertiban ini berdampak pada pedagang?
Ya, pedagang dialihkan ke lokasi binaan agar tetap bisa berjualan tanpa mengganggu ketertiban umum.
Bagaimana kondisi preman tanah abang sekarang?
Preman tanah abang sekarang jauh berkurang karena aparat rutin melakukan razia dan penindakan tegas.
Apakah ada kasus copet di Tanah Abang?
Kasus copet tanah abang masih ada, namun jumlahnya menurun berkat patroli rutin dan pemasangan CCTV di area pasar.